Bayangkan sejenak: bencana melanda, rumah terendam, akses jalan terputus, dan satu-satunya harapan untuk meminta bantuan atau sekadar memberi kabar "saya aman" kepada keluarga adalah melalui ponsel. Lalu, sinyal itu hilang. Dalam situasi kritis seperti banjir dan longsor yang menerjang Sumatera akhir November lalu, jaringan telekomunikasi bukan lagi sekadar kemewahan, melainkan sebuah kebutuhan vital—jalur napas komunikasi yang menghubungkan korban dengan pertolongan. Di tengah kondisi inilah, tekanan terbesar jatuh di pundak para penyedia layanan. Bagaimana mereka merespons? Bisakah infrastruktur digital bertahan ketika infrastruktur fisik lumpuh?
PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) kini berada di garis depan pertempuran melawan waktu dan alam. Pasca-bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, ratusan menara Base Transceiver Station (BTS) milik operator ini terdampak, memutus akses komunikasi bagi jutaan pelanggannya di wilayah tersebut. Dengan total sekitar 14 juta pelanggan di Sumatera yang didukung lebih dari 47.000 BTS, gangguan ini bukan sekadar masalah teknis ringan. Ini adalah ujian nyata atas ketangguhan jaringan dan komitmen perusahaan terhadap layanan publik di saat yang paling dibutuhkan.
Lantas, apa saja langkah konkret yang diambil XLSMART? Lebih dari sekadar perbaikan teknis, upaya mereka mengungkap sebuah narasi yang lebih dalam tentang peran perusahaan telekomunikasi di era bencana: sebuah misi yang menggabungkan kecepatan teknis dengan sentuhan kemanusiaan. Dari penguatan pasokan listrik darurat hingga distribusi paket sembako, aksi XLSMART mencoba menjawab tantangan multidimensi ini. Mari kita telusuri lebih dalam strategi dan tantangan pemulihan jaringan di wilayah bencana, serta bagaimana bantuan komunikasi gratis menjadi penolong di saat genting.
Peta Kerusakan dan Tantangan Lapangan yang NyataData yang dirilis XLSMART memberikan gambaran yang jelas sekaligus mencemaskan tentang skala gangguan. Saat ini, tercatat total 618 BTS yang masih terdampak. Rinciannya adalah 489 BTS di Aceh (tersebar di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang), 117 BTS di Sumatera Utara (Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga), serta 12 BTS di Sumatera Barat (Padang Pariaman, Tanah Datar, dan Solok). Angka-angka ini bukan sekadar statistik; setiap titik mewakili sebuah komunitas yang mungkin terisolasi.
Menurut Desy Sari Dewi, Regional Group Head XLSMART West Region, tantangan di lapangan sangat kompleks. "Dengan kondisi di wilayah yang tergenang banjir dan tertutup longsor tentunya menjadi tantangan dan hambatan untuk mempercepat proses pemulihan," ujarnya. Tim teknis yang bekerja intensif 24 jam harus berhadapan dengan medan yang sulit dijangkau, akses jalan yang putus, dan yang paling krusial: keterbatasan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menjalankan genset darurat. Pasokan listrik dari PLN yang padam atau terbatas di banyak lokasi menjadikan genset sebagai tulang punggung operasi BTS, namun logistik BBM di area bencana seringkali menjadi mimpi buruk tersendiri.
Situasi ini mengingatkan pada tantangan serupa yang dihadapi operator lain dalam menangani gangguan besar. Seperti yang terjadi dalam pemulihan jaringan Telkomsel pasca pemadaman PLN luas, ketergantungan pada pasokan listrik yang stabil menjadi titik kritis. Koordinasi menjadi kunci, dan XLSMART menyatakan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pemerintah daerah, PLN, serta pemangku kepentingan lainnya. Pendekatan kolaboratif semacam ini esensial, mengingat pemulihan jaringan telekomunikasi seringkali bergantung pada pemulihan sektor lain, seperti transportasi dan energi.
Strategi Pemulihan: Dari Genset Hingga Koordinasi KetatFokus utama XLSMART, seperti diungkapkan dalam rilisnya, adalah memastikan layanan voice, data, dan konektivitas bisnis kritikal kembali normal. Dalam praktiknya, langkah pertama yang diambil adalah penguatan suplai listrik melalui genset dan baterai cadangan. Ini adalah tindakan darurat standar namun vital untuk menjaga BTS tetap "hidup" sambil menunggu pasokan listrik utama pulih.
Namun, kerja tim teknis di lapangan jauh lebih dari sekadar menyalakan genset. Mereka harus menembus wilayah yang terisolasi, memperbaiki perangkat yang mungkin rusak akibat air atau material longsor, dan memastikan koneksi backhaul ke jaringan inti tetap terjaga. Pekerjaan ini dilakukan dengan risiko tinggi, mengingat kondisi lingkungan yang belum stabil dan potensi bahaya sekunder dari bencana. Komitmen untuk bekerja 24 jam menunjukkan keseriusan perusahaan, namun juga menyoroti betapa gentingnya situasi pemulihan komunikasi di zona bencana.
Upaya pemulihan pasca-bencana semacam ini bukan hal baru dalam industri telekomunikasi Indonesia. Kita bisa melihat pola respons yang mirip dalam berbagai peristiwa sebelumnya. Misalnya, pasca gempa di Sulawesi Tengah, vendor teknologi seperti ZTE turut mendorong percepatan pemulihan dengan menyediakan perangkat dan dukungan teknis. Sementara itu, komitmen percepatan pemulihan juga menjadi prioritas Telkomsel dalam menangani dampak gempa. Pola ini menunjukkan bahwa dalam situasi darurat, sering kali terbentuk sinergi taktis antara operator, vendor, dan pemerintah.
Baca Juga:
Di tengah upaya teknis yang berat, XLSMART juga menggelar program bantuan yang langsung menyentuh kebutuhan paling mendasar korban: kemampuan berkomunikasi. Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian, perusahaan menghadirkan paket kuota, telepon, dan SMS gratis untuk pelanggannya di 51 wilayah terdampak. Bantuan ini memiliki nilai strategis yang tinggi. Dalam situasi darurat, kemampuan untuk menghubungi keluarga, koordinator posko, atau layanan darurat bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati.
Cara klaimnya dirancang sederhana. Pelanggan cukup mengakses USSD Menu Browser (UMB): tekan *505# untuk pengguna XL (prabayar dan PRIORITAS) dan AXIS, atau tekan *877# untuk pengguna SMARTFREN. Paket yang ditawarkan cukup komprehensif. Untuk pelanggan XL dan AXIS, mereka mendapatkan gratis telepon 10 menit dan 10 SMS ke semua operator, gratis kuota internet 500MB di semua jaringan, serta gratis kuota WhatsApp 2GB untuk 3 hari. Selain itu, tersedia juga paketan telepon dan SMS sepuasnya ke sesama jaringan XLSMART (XL, SMARTFREN, AXIS). Penting untuk dicatat, batas klaim paket ini adalah hingga 5 Desember 2025 dan hanya bisa diklaim satu kali per pelanggan.
Inisiatif semacam ini bukan sekadar CSR yang bersifat simbolis. Ini adalah intervensi langsung yang memulihkan fungsi sosial paling dasar dari teknologi. Dengan kuota gratis, korban dapat mengakses informasi cuaca, lokasi pengungsian, atau sekadar mengurangi kecemasan dengan terhubung ke dunia luar. Program ini juga selaras dengan upaya operator lain, seperti yang dilakukan Indosat yang juga memberikan bantuan komunikasi bagi warga terdampak banjir di Sumatera, menunjukkan sebuah tren positif di industri dimana bantuan kemanusiaan menjadi bagian integral dari respons gangguan jaringan.
Dukungan Kemanusiaan Langsung: Dari Sembako hingga Kebutuhan BayiXLSMART memahami bahwa krisis komunikasi berjalan beriringan dengan krisis kemanusiaan. Oleh karena itu, di luar pemulihan teknis, perusahaan juga menggerakkan program bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui "XLSMART Peduli Bencana Sumatera". Bantuan disalurkan dengan bekerja sama mitra kolaborasi seperti DT Peduli, UMKM lokal, mitra diler, dan aparat setempat.
Bentuk bantuan yang diberikan bersifat praktis dan mendesak: paket kebutuhan pokok darurat yang berisi sembako, makanan ringan, minuman, serta kebutuhan khusus bayi dan anak. Distribusi telah dilakukan ke posko-posko pengungsian di enam titik wilayah terdampak terberat, yaitu Kabupaten Pidie Aceh, Lhokseumawe, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Padang Pariaman, dan Tanah Datar. Penyerahan bantuan dimulai sejak Jumat, 28 November, oleh tim perwakilan XLSMART Aceh dan DT Peduli, dan berlanjut pada Senin, 1 Desember, di beberapa lokasi lainnya.
"Selain memaksimalkan terus perbaikan jaringan, kami juga pastikan bahwa kami akan terus mendistribusikan bantuan-bantuan ini ke semua wilayah yang terdampak. Saat ini kami sudah melakukan penyerahan bantuan di sejumlah titik lokasi yang terdampak," tegas Desy Sari Dewi. Pendekatan ganda ini—memperbaiki jaringan sekaligus memenuhi kebutuhan dasar—mencerminkan pemahaman yang holistik tentang peran perusahaan dalam situasi bencana. Mereka tidak hanya memperbaiki menara pemancar, tetapi juga berusaha meringankan beban manusia di kaki menara tersebut.
Peran pengawasan pemerintah dalam situasi seperti ini juga krusial. Seperti dalam peristiwa bencana lainnya, Kominfo memiliki peran vital dalam memantau dan mengkoordinasi pemulihan jaringan seluler, memastikan bahwa upaya operator berjalan efektif dan selaras dengan kebijakan penanggulangan bencana nasional.
Refleksi: Ketangguhan Jaringan di Era Perubahan IklimBencana banjir dan longsor di Sumatera ini merupakan pengingat keras bagi seluruh industri telekomunikasi nasional. Peristiwa ekstrem akibat perubahan iklim diperkirakan akan semakin sering terjadi. Oleh karena itu, ketangguhan infrastruktur telekomunikasi tidak bisa lagi hanya diukur dari kecepatan download atau cakupan area di kondisi normal, tetapi juga dari kemampuannya bertahan dan cepat pulih dari gangguan besar.
Upaya XLSMART, dengan segala kompleksitas dan tantangannya, memberikan pelajaran berharga. Pertama, pentingnya memiliki rencana darurat yang mencakup pasokan energi cadangan dan logistik yang tangguh. Kedua, kolaborasi dengan pemangku kepentingan lintas sektor bukan sebuah pilihan, melainkan keharusan. Ketiga, bantuan bagi pelanggan dan masyarakat terdampak harus menjadi respons pertama, bukan setelahthought. Komunikasi adalah hak dasar di era digital, dan menjaganya tetap hidup di saat bencana adalah tanggung jawab moral penyedia layanan.
Ke depan, investasi dalam hardening site (penguatan lokasi BTS terhadap banjir dan gempa), diversifikasi sumber energi (seperti panel surya hybrid), dan penyiapan tim respons darurat yang terlatih akan menjadi semakin kritis. Ketika bencana berikutnya datang—dan ia akan datang—pertanyaan besarnya adalah: seberapa siap kita? Respon XLSMART hari ini adalah sebuah babak dalam proses pembelajaran panjang menuju ketangguhan digital yang sesungguhnya, di mana jaringan tidak hanya menghubungkan orang, tetapi juga menyelamatkan nyawa.