
Pasar ponsel Indonesia mengalami penurunan pada kuartal kedua 2025. Faktor utamanya adalah melemahnya permintaan konsumen dan ketidakpastian ekonomi.
Berdasarkan laporan Counterpoint Research, pengiriman ponsel turun 7 persen year over year. Periode April hingga Juni 2025 menjadi kuartal yang menantang bagi industri.
Permintaan Konsumen MelemahRidwan Kusuma, Research Associate Counterpoint, menjelaskan situasi ini. Permintaan konsumen selama musim liburan lebih lemah dibanding tahun sebelumnya.
Banyak konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja. Ketidakpastian ekonomi memengaruhi keputusan pembelian mereka.
Segmen Entry Level TumbuhPermintaan hanya kuat di segmen ponsel murah. Ponsel entry level dengan harga di bawah $150 atau Rp 2,4 juta tumbuh 3 persen YoY.
Sebaliknya, segmen mid-range dan premium menurun tajam. Konsumen lebih memilih perangkat terjangkau di tengah tekanan ekonomi.
Kebijakan Pemerintah Kurang EfektifInisiatif pemerintah gagal mendongkrak pasar ponsel. Insentif lebih difokuskan pada kebutuhan esensial, bukan gadget.
"Intensif pemerintah tidak mampu mengangkat pasar ponsel," kata Ridwan. Stimulus tidak tepat sasaran untuk industri ini.
Baca Juga:
Di tengah lesunya pasar, perangkat 5G justru bersinar. Kontribusinya mencapai rekor tertinggi 35 persen dari total pengiriman.
Pertumbuhan 5G didorong peluncuran ponsel murah. Perangkat bawah $150 menyumbang 13 persen dari total keseluruhan.
Dukungan Infrastruktur 5GPemerintah mendorong pengembangan internet 5G. Operator seluler aktif membangun infrastruktur pendukung.
XLSmart membangun 8.500 BTS baru. Telkomsel juga memperluas jaringan dengan 112 BTS tambahan.
Prospek Semester Kedua 2025Shilpi Jain, Analis Riset Senior Counterpoint, optimis dengan prospek ke depan. Pangsa pasar diperkirakan membaik berkat situasi makro ekonomi.
Pertumbuhan kepercayaan konsumen menjadi kunci. Kebijakan tarif Trump yang diselesaikan positif juga membantu.
Pemerintah mulai menyalurkan insentif ke masyarakat. Hal ini diharapkan mampu memulihkan kondisi pasar.
"Pasar smartphone Indonesia diperkirakan tumbuh pada semester kedua 2025," jelas Shilpi. Prediksi ini berdasarkan analisis tren terkini.
Perkembangan pasar ponsel Indonesia memang fluktuatif. Seperti laporan IDC Q1 2022, persaingan vendor selalu dinamis.
Beberapa merek terus berupaya meningkatkan pangsa pasar. Infinix misalnya, berambisi masuk jajaran top 5.
Persaingan semakin ketat dengan dominasi merek China. Oppo bahkan sempat mengalahkan Samsung di kuartal tertentu.
Pemulihan pasar bergantung pada banyak faktor. Stabilitas ekonomi dan kepercayaan konsumen menjadi penentu utama.
Industri ponsel perlu beradaptasi dengan kondisi saat ini. Strategi pemasaran dan portfolio produk harus disesuaikan.
Ponsel terjangkau dengan fitur 5G menjadi tren utama. Konsumen menginginkan nilai terbaik untuk anggaran terbatas.
Semester kedua 2025 menjadi periode krusial. Semua pemain industri menantikan pemulihan pasar yang diramalkan.