“Kami tidak memiliki rencana untuk merilis demo online, API, produk, rincian implementasi tambahan, atau penawaran terkait apa pun sampai kami yakin bahwa teknologi tersebut akan digunakan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan peraturan yang tepat,” tambahnya.
Peneliti Microsoft mengatakan teknologi tersebut dapat menangkap spektrum luas dari nuansa wajah dan gerakan alami kepala. “Ini membuka jalan bagi interaksi real-time dengan avatar manusia hidup yang meniru perilaku percakapan manusia,” kata para peneliti dalam postingan tersebut.
VASA dapat bekerja dengan foto artistik, lagu, dan ucapan non-Inggris, menurut Microsoft.
Para peneliti memuji potensi manfaat teknologi ini seperti menyediakan guru virtual bagi siswa atau dukungan terapeutik bagi orang-orang yang membutuhkan. “Hal ini tidak dimaksudkan untuk membuat konten yang digunakan untuk menyesatkan atau menipu,” kata mereka.