Dalam konteks memajukan kesejahteraan umum, Dirgayuza sebut ekonomi Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Dari tahun 1970 hingga 2023, besar ekonomi Indonesia diproyeksikan naik Rp1.386 triliun dan mencapai USD19.500 triliun per kapita. Meskipun demikian, Indonesia masih berada di jalur untuk mencapai status negara berpendapatan tinggi (high income country) pada usia 100 tahun kemerdekaannya.
Dirgayuza juga menekankan pentingnya pendidikan berkualitas untuk mendorong talenta digital, dengan target 99% siswa mendapatkan makanan bergizi gratis di sekolah, peningkatan gaji guru, renovasi sekolah, dan penggunaan smart board di setiap kelas.
Pendidikan di luar negeri dianggap penting, karena siswa yang belajar di luar negeri cenderung memiliki kualitas diri yang lebih baik dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Dirgayuza menyitir Prof. James Robinson, penerima Nobel Laureate 2024, yang menyatakan bahwa kesempatan Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 bergantung pada kemampuan Indonesia untuk menciptakan inclusive high quality secondary schools, inclusive high quality universities, inclusive economy, dan inclusive politics.
Jika tidak ada salah satunya, maka sebuah negara tidak akan pernah maju. Pernyataan Robinson ini disampaikan di Bali pada 3 Desember 2024, menegaskan pentingnya kolaborasi di berbagai sektor untuk mencapai tujuan jangka panjang Indonesia.
Ia menambahkan, Indonesia harus mempercepat pengembangan talenta digital untuk mendukung transformasi ekonomi berbasis teknologi. Menurut Dirgayuza, fokus pada pendidikan berkualitas, termasuk pengiriman siswa ke universitas terbaik di dunia, sangat penting.
"Kita bisa belajar dari India dan Tiongkok yang sukses membangun talenta digital lewat pendidikan di luar negeri. Sebagian besar pemimpin perusahaan teknologi besar mereka merupakan lulusan universitas top di Amerika Serikat," ujar Dirgayuza.
Ia juga menekankan pentingnya teknologi untuk memperbaiki kebijakan sosial. "Presiden mendorong tenaga ahli digital untuk membantu identifikasi penerima bantuan sosial secara akurat dan mengurangi kesalahan distribusi," ungkapnya.
Dengan infrastruktur digital yang kuat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekonomi digital, seperti pengembangan pusat data dan implementasi kecerdasan buatan, guna mengejar target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.