Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan pada periode berjalan adalah sebesar 4.723,4 miliar rupiah. Pada tahun 2022, pelanggan seluler perusahaan tumbuh sebesar 62,5% menjadi 102,2 juta, lalu lintas data meningkat sebesar 91,8%, dan pendapatan data meningkat sebesar 61,3% dari tahun sebelumnya.

Presiden dan CEO IOH Vikram Sinha menyambut positif pencapaian Indosat. Menurutnya, semua indikator menunjukkan hasil yang positif, sehingga perusahaan dapat menunjukkan nilai sinergis kepada seluruh pelanggan dan pemangku kepentingan. Biaya pada tahun 2022 sebesar Rp36,16 triliun, meningkat sebesar Rp15,12 triliun atau 71,9% dibandingkan tahun 2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan beban akibat merger kedua perusahaan.

Baca Juga:
Sejarah Indosat Ooredoo: Dari Semula Milik Pemerintah Hingga Aksi Merger dengan Tri

Pengeluaran belanja modal pada tahun 2022 adalah Rp12,01 triliun, tidak termasuk aset hak guna sebesar Rp10,02 triliun. Sekitar 93,3% dari belanja modal dialokasikan untuk bisnis seluler untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan untuk belanja modal MIDI, infrastruktur dan IT.

Per 31 Desember 2022, utang pokok perseroan (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) adalah Rp 21,32 triliun. Per 31 Desember 2022, perseroan memiliki posisi kas Rp9,5 triliun dan utang bersih Rp11,81 triliun.

Vikram menyimpulkan: “Kami optimis bahwa IOH dapat memberikan akses teknologi, komunikasi, dan informasi terbaik kepada masyarakat Indonesia. Dipandu oleh tujuan kami yang lebih besar, kami akan terus menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan mempercepat transformasi digital Indonesia. bahwa kekuatan."