Technologue.id, Jakarta - Bukan untuk pertama kalinya tahun ini, Google harus meyakinkan para penggunanya bahwa mereka tidak mengalami pelanggaran data besar-besaran yang berdampak pada akun Gmail. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan teknologi raksasa itu kembali menghadapi tuduhan bahwa layanan email mereka telah diretas dan jutaan kredensial pengguna bocor ke publik.
Isu ini mencuat setelah sejumlah media internasional melaporkan bahwa 183 juta kata sandi dikabarkan telah dibobol dalam dugaan pelanggaran baru. Menanggapi hal tersebut, Google segera mengeluarkan klarifikasi melalui sebuah postingan di platform X (sebelumnya Twitter).
Baca Juga:
Cara Bikin Gmail Tanpa Nomor HP 2025, Gampang & Aman!
“Laporan tentang 'pelanggaran keamanan Gmail yang berdampak pada jutaan pengguna' adalah salah,” tulis Google. “Pertahanan Gmail kuat, dan pengguna tetap terlindungi.
Google berkilah, laporan yang tidak akurat ini berasal dari kesalahpahaman tentang basis data infostealer, yang secara rutin mengkompilasi berbagai aktivitas pencurian kredensial yang terjadi di seluruh web. "Ini tidak mencerminkan serangan baru yang ditujukan pada satu orang, alat, atau platform," imbuhnya.
Menurut Google, data yang beredar bukan hasil peretasan baru terhadap Gmail, melainkan kompilasi dari data lama yang dikumpulkan oleh situs Have I Been Pwned (HIBP).
HIBP sendiri adalah layanan gratis yang membantu pengguna memeriksa apakah data pribadi mereka pernah terlibat dalam pelanggaran keamanan daring.
Sebagaimana dilaporkan oleh Bleeping Computer, pendiri HIBP, Troy Hunt, menjelaskan dalam sebuah postingan blog bahwa lebih dari 90 persen dari jutaan kredensial yang disebut “baru bocor” tersebut sebenarnya sudah pernah muncul sebelumnya dalam pelanggaran data lain.
Meski begitu, sekitar 16,4 juta alamat email memang baru pertama kali muncul dalam kumpulan data terbaru itu.
Baca Juga:
Google Diam-diam Persiapkan Integrasi Quick Share ke iPhone
Google menegaskan bahwa mereka secara rutin memantau basis data publik seperti HIBP untuk memperingatkan pengguna apabila kredensial mereka terdeteksi dalam pelanggaran pihak ketiga.
Perusahaan juga kembali mengingatkan pentingnya mengaktifkan verifikasi dua langkah (2FA) dan menggunakan kunci sandi (passkey) sebagai langkah keamanan tambahan.
Google menekankan bahwa kata sandi sebaiknya segera diubah jika diduga telah dibobol, dan bahwa sistem pertahanan Gmail terus ditingkatkan untuk melindungi miliaran pengguna di seluruh dunia.