"Dalam beberapa kasus, ruam pasien telah tersebar atau terlokalisasi ke situs tubuh tertentu. Selain dari wajah dan ekstremitas," catat CDC.
Ruam dalam berbagai tahap perkembangan terkadang muncul berdampingan satu sama lain di tempat tubuh yang sama. Dan gejala seperti flu biasa berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan tidak selalu terjadi sebelum ruam jika sudah terjadi sama sekali.
Demikian pula presentasi aneh cacar monyet telah terlihat di negara lain yang terkena dampak wabah saat ini. "Sekarang jelas bahwa ada situasi yang tidak biasa, yang berarti bahkan virus berperilaku tidak biasa dari bagaimana dulu berperilaku," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam sebuah pengarahan, menurut NBC News.
Baca juga:
COVID-19 Saja Bikin Susah Dunia, Kini Peneliti Temukan Ribuan Virus Baru di Lautan
Secara umum, gejala infeksi cacar monyet dapat menyerupai yang disebabkan oleh virus Varicella zoster. Virus menyebabkan cacar air dan juga dapat terlihat seperti infeksi menular seksual tertentu, seperti sifilis dan herpes.
Jika pasien tampaknya memiliki salah satu penyakit ini, dokter harus melakukan pemeriksaan menyeluruh pada kulit dan jaringan mukosa, termasuk jaringan anal, vagina dan mulut, untuk menyingkirkan cacar monyet sebagai diagnosis.
"Setiap orang, terlepas dari identitas gender atau orientasi seksualnya, dapat tertular dan menyebarkan cacar monyet. Namun, dalam wabah ini, banyak kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah di antara pria gay, biseksual, atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria," katanya.