Technologue.id, Jakarta – Masih ingat WannaCry? Wabah ransomware yang menyerang netizen global secara masif itu berhasil melumpuhkan beragam pihak, dari komputer pribadi, perusahaan swasta, pemerintahan, bahkan sampai rumah sakit. Indonesia pun terkena infeksi program yang memanfaatkan exploit Eternal Blue di Windows itu, di antaranya RS Harapan Kita dan RS Dharmais.
Baca juga:
Teror WannaCry Belum Berakhir, Indonesia Jadi Target Terbesar!
Avast, perusahaan cybersecurity yang berbasis di Praha, Republik Ceko, mengklaim telah mendeteksi dan meredam lebih dari 176 juta serangan WannaCry di 217 negara di tahun 2017. Dari angka itu, 17 juta di antaranya berasal dari Indonesia, yang dideteksi mulai 12 Mei 2017 sampai 1 April 2018. Jumlah itu terbesar kedua setelah Rusia (64 jutaan) dan lebih tinggi dari Brasil di nomor ketiga (7 jutaan).Baca juga:
Avast Secure Browser Diluncurkan, Janjikan Keamanan Data Ekstra
Apakah saat ini serangan WannaCry telah berakhir? Jawabannya, belum. Pertama, selama Maret 2018, Avast menyatakan masih memblok hingga 54 juta serangan WannaCry. CTO Avast, Ondrej Vicek, turut menjelaskan pada redaksi (04/05/2018) kalau WannaCry masih mengancam para pengguna komputer. Data yang mereka himpun menyimpulkan bahwa 29 persen komputer berbasis Windows di seluruh dunia masih rentan terhadap serangan WannaCry ransomware itu.Baca juga:
Siapa Kira? Game dan Browser Ini Ternyata Malware Miner Cryptocurrency!
Untuk mengantisipasi serangan WannaCry dan malware lain yang memanfaatkan exploit, pengguna harus melakukan pembaruan aplikasi dan sistem operasi dengan menerapkan patch terbaru. Namun, pastikan pula kalau sumber update patch berasal dari website resmi, karena berkas pembaruan itu sendiri dapat disisipi oleh malware.