Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Timothy Ta: Dari Pro Player CS ke Petualangan Golf 25-Handicap ke Scratch
SHARE:

Bayangkan seorang atlet puncak yang tiba-tiba meninggalkan semua prestasi dan ketenarannya untuk memulai dari nol di bidang yang sama sekali berbeda. Bukan sekadar hobi akhir pekan, tetapi komitmen penuh-waktu dengan target ambisius. Inilah kisah Timothy Ta, mantan profesional Esports Counter-Strike yang memutuskan pensiun demi mengejar satu impian: menjadi pemain golf scratch.

Di dunia yang semakin terpolarisasi antara olahraga fisik dan digital, langkah Ta terasa seperti lompatan antargalaksi. Dari arena turnamen Esports berhadiah jutaan dolar ke driving range yang sunyi, dari headset gaming ke set golf premium. Namun, yang membuat perjalanannya menarik bukan sekadar perubahan karier yang dramatis, melainkan metodologi dan mentalitas di balik transformasi tersebut.

Bagi banyak pegolf amatir, menurunkan handicap dari 25 menjadi single digit terdengar seperti mimpi di siang bolong. Tapi Ta membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat—dan tentu saja, dedikasi fanatik—kemajuan signifikan benar-benar mungkin dicapai. Dalam waktu setengah tahun saja, handicapnya sudah merosot dari 25 menjadi 11. Bagaimana mantan pro gamer ini melakukannya?

Dari Mouse dan Keyboard ke Driver dan Putter

Sebelum mengenal golf, Timothy Ta adalah nama yang disegani di dunia Esports. Karir profesionalnya dimulai dengan kontrak bersama TSM pada 2016, sebelum akhirnya direkrut oleh organisasi ternama Cloud9. Puncak kariernya terjadi di ELEAGUE Major Boston 2018, ketika timnya menjadi squad Amerika Utara pertama yang memenangkan major tournament Counter-Strike—prestasi bersejarah yang mengukuhkan namanya dalam hall of fame Esports.

Namun, di balik kesuksesan tersebut, Ta mulai merasakan kejenuhan. "Saya mengalami mental slump, dan tidak pernah benar-benar menemukan solusinya," kenangnya. Di titik inilah golf memasuki hidupnya, berkat rekan setimnya Jordan 'n0thing' Gilbert yang telah lama mendorongnya untuk mencoba olahraga ini.

Perkenalan resminya dengan golf justru terjadi dalam perjalanan Uber yang tak terduga. "Gilbert dan supir yang kebetulan pecinta golf sedang membicarakan betapa kompleks dan menantangnya olahraga ini," cerita Ta. "Saya langsung berpikir, 'Oke, saya harus mencoba ini.'"

Mentalitas Kompetitor Sejati

Apa yang membuat transisi Ta begitu menarik adalah kesamaan mendasar antara Esports kompetitif dan golf. Keduanya membutuhkan kombinasi unik antara keterampilan teknis, strategi, dan ketahanan mental. "Level nuansa dalam golf sangat menarik bagi saya," ujar Ta. "Itu adalah sesuatu yang juga saya cintai dari Counter-Strike."

Bagi Ta, golf menjadi kanvas sempurna untuk membuktikan keyakinan yang telah dipegangnya sejak awal karir Esports: bahwa dengan kerja keras dan metodologi yang tepat, siapa pun bisa mencapai level elit dalam bidang apa pun. "Saya selalu percaya bahwa jika seseorang bekerja sekeras saya dengan cara yang sama, mereka bisa sukses di Counter-Strike," jelasnya. "Dan karena saya selalu percaya itu, saya merasa mungkin saya bisa membuktikannya dalam golf."

Regimen Harian yang Tak Kenal Kompromi

Kunci kemajuan pesat Ta terletak pada disiplin yang sama yang membawanya ke puncak Esports. Ia berlatih setiap hari tanpa terkecuali, dengan regimen yang mencakup perbaikan teknis, latihan transfer, waktu di lapangan, dan bahkan kebugaran khusus golf.

"Setiap hari saya mungkin punya fokus tertentu," jelas Ta. "Tapi saya berusaha menyentuh semua aspek dan memastikan semuanya tetap terpelihara." Pendekatan holistik ini mencerminkan pemahaman bahwa golf bukan sekadar tentang swing yang sempurna, tetapi tentang membangun sistem yang komprehensif.

Ta juga tak segan menginvestasikan sumber daya untuk mendapatkan bimbingan terbaik. Ia bekerja dengan sejumlah pelatih, termasuk "terapis" full swing Josh Park dan guru putting Joey Farrow untuk mengatasi kelemahan terbesarnya: permainan di green. "Putting saya mengerikan, terutama kontrol kecepatan," akunya dengan jujur.

Analisis Kelebihan dan Kekurangan

Seperti pegolf menengah pada umumnya, permainan Ta memiliki pola kekuatan dan kelemahan yang familiar. Driver sering menjadi senjatanya yang paling mematikan, memberikan kombinasi jarak dan akurasi yang impresif untuk handicapnya. "Saya bisa membawa bola cukup jauh untuk handicap saya dan memukulnya relatif lurus," kata Ta.

Short game-nya juga sudah berkembang dengan baik, sering menyelamatkannya ketika approach shot melenceng. Namun, seperti yang diakuinya, konsistensi di green masih menjadi tantangan terbesar. Bagi Anda yang mengalami masalah serupa dengan driver, memahami kebiasaan buruk yang sering merusak performa di tee box bisa menjadi langkah pertama perbaikan.

Dokumentasi Perjalanan melalui Media Sosial

Melalui akun Instagram @timtagolfs yang telah mengumpulkan 24,000 pengikut, Ta mendokumentasikan perjalanannya dengan transparan lengkap. Konten vlog-style-nya tidak hanya menampilkan kemajuan, tetapi juga perjuangan, kegagalan, dan pelajaran yang ia dapat sepanjang proses.

"Apa yang diperlukan untuk menjadi lebih baik? Dan seperti apa sebenarnya peningkatan itu dalam skala mikro, hari demi hari?" Ini adalah pertanyaan inti yang coba dijawab Ta melalui kontennya. Dengan memulai dari nol dengan sedikit hambatan, banyak waktu, dan dedikasi fanatik, seberapa baik seseorang bisa berkembang?

Pendekatan Ta dalam memilih peralatan juga patut dicontoh. Seperti pentingnya memastikan iron golf sesuai dengan karakteristik swing, pemilihan equipment yang tepat menjadi bagian integral dari proses improvement-nya.

Persiapan Menuju Kompetisi

Meski masih fokus pada proses harian, Ta sudah memandang ke depan dengan target yang jelas: kompetisi tournament. Api kompetisi yang membara sejak masa CS-nya sama sekali tidak redup, dan ia berkomitmen untuk menguji permainannya dalam lingkungan bertekanan tinggi begitu merasa siap.

Ta yakin bahwa kompetisi adalah area di mana keterampilan yang dikembangkannya dalam manajemen tekanan, pemikiran analitis tajam, dan kemampuan tetap tenang di bawah tekanan akan memberinya keunggulan dibandingkan rekan-rekan sebayanya. Untuk persiapan menuju kompetisi, memahami jarak ideal pukulan iron berdasarkan handicap bisa menjadi senjata rahasia yang menentukan.

"Pada akhirnya, keunggulan yang saya miliki dari bermain game di level sangat tinggi akan berperan. Tapi untuk sekarang, ini terutama tentang memastikan bahwa teknik saya terus membaik," ujarnya.

Revolusi Mental dan Filosofi Baru

Di balik semua kemajuan teknis, golf telah membawa dampak personal yang mendalam bagi Ta. Melalui komitmen tunggal untuk meningkatkan diri, ia telah mengembalikan kualitas yang membawanya melalui seumur hidup kompetisi: rasa percaya diri yang nyaman tentang siapa dirinya dan siapa yang bisa ia usahakan untuk menjadi.

"Dalam golf, hanya Anda yang ada di sana... Anda yang mengendalikan segala sesuatu tentang permainan Anda. Itulah yang saya pikir golf bawa kembali dalam diri saya—rasa percaya dalam diri sendiri," refleksi Ta.

Perjalanan Timothy Ta mengingatkan kita bahwa batasan antara olahraga fisik dan digital semakin kabur. Seperti turnamen golf yang mulai diadakan berbagai komunitas profesional, atau perkembangan teknologi wearable khusus golf, dunia olahraga terus berevolusi dengan cara yang tak terduga.

Yang tersisa adalah pertanyaan mendasar: Jika seorang mantan pro gamer bisa menurunkan handicap dari 25 menjadi 11 dalam waktu enam bulan, seberapa jauh Anda bisa meningkatkan permainan golf dengan dedikasi dan pendekatan yang tepat? Mungkin jawabannya lebih dekat daripada yang Anda kira.

SHARE:

Disney Cabut dari YouTube TV, Nasib Tayangan Olahraga?

Disney+ Hadirkan HDR10+, Pengalaman Nonton Makin Cinematic!