Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
SIS & Inspirasi Schools: Bikin Sekolah Berbasis Digital Berkualitas Tak Harus Mahal
SHARE:

Forum EdTech Asia Summit 2025 di Singapura kembali jadi panggung besar bagi ide-ide yang berani mengguncang sistem pendidikan konvensional. Di tengah lautan diskusi dan inovasi, sesi bertajuk “Capital and Curriculum: Strategies for Access and Affordability” mencuri perhatian. Di sanalah Jaspal Sidhu, pendiri SIS & Inspirasi Schools, membahas misi besarnya untuk menghadirkan pendidikan berstandar global dengan biaya yang masuk akal.

Melalui visinya “Affordable Excellence”, Jaspal mengajak dunia untuk meninjau ulang definisi mutu dalam pendidikan. Ia percaya, pendidikan berkualitas tak harus eksklusif bagi segelintir orang yang mampu membayar mahal. “Kami membawa sistem pendidikan Singapura ke negara berkembang, termasuk Indonesia, tanpa mengorbankan hasil belajar,” ujar Jaspal.

Salah satu terobosan paling menarik dari SIS dan Inspirasi Schools adalah Half-Fees Model. Model ini mengurangi biaya sekolah hingga separuh setiap kali membuka kampus di kota baru. Pendekatan ini bahkan mendapat pengakuan dari World Bank Group karena terbukti memperluas akses dan menumbuhkan dampak sosial nyata.

Teknologi juga menjadi jantung dari strategi mereka. Semua sekolah SIS dan Inspirasi di Indonesia terhubung lewat sistem digital terpadu untuk kolaborasi kurikulum dan pemantauan mutu. Dengan cara ini, pengalaman belajar di setiap kota tetap konsisten meski konteks lokalnya berbeda.

Tak berhenti di sana, Jaspal memperkenalkan EFFECTOR Model, hasil kolaborasi dengan Deloitte Singapore. Model berbasis riset ini memetakan delapan atribut kunci yang membuat guru efektif, dari humor hingga keterbukaan pikiran. “Kami lebih dulu mencari sikap yang benar, baru melatih keterampilan,” katanya. “Guru terbaik sering kali datang dari komunitas yang mereka layani.”

Pengakuan juga datang dari Cambridge yang menilai SIS dan Inspirasi Schools sebagai tolok ukur baru pendidikan internasional. Mereka berhasil menyeimbangkan ketegasan akademik, kesejahteraan siswa, dan biaya terjangkau. Di saat banyak institusi bergulat dengan ongkos, SIS dan Inspirasi justru menemukan harmoni di tengahnya.

Jaspal menegaskan, dukungan kebijakan Indonesia jadi faktor krusial. Filosofi Kurikulum Merdeka disebutnya sebagai katalis, bukan penghalang. “Pendekatan Merdeka mendorong kami untuk lebih transparan dan relevan secara lokal,” ungkapnya.

Di akhir sesi, Jaspal menyerukan kolaborasi lintas sektor untuk memperluas dampak pendidikan inklusif. “Pendidikan tidak bisa hanya bergantung pada satu sumber dana,” ujarnya. “Blended capital—gabungan antara tujuan sosial, kebijakan publik, dan investasi swasta—akan jadi kunci gelombang keterjangkauan berikutnya.”

Partisipasi SIS dan Inspirasi Schools di EdTech Asia Summit 2025 jadi bukti nyata bahwa kualitas dan keterjangkauan bukan dua sisi yang berlawanan. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif, keduanya bisa berjalan beriringan menuju masa depan pendidikan yang lebih adil dan berdaya.

SHARE: