Technologue.id, Jakarta - Transformasi digital mengalami peningkatan yang cukup pesat di masa pandemi virus Corona. Sayangnya seiring dengan peningkatan ini, muncul resiko yang besar antara lain ancaman serangan siber.
Menurut penuturan Staf Ahli Menteri Kominfo, Henri Subiakto, per bulan Januari sampai April 2020 ini banyak terjadi serangan siber dalam bentuk Trojan atau menggunakan virus. Ia juga melihat adanya kasus peretasan yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan data.
Baca Juga:
Pandemi Corona, Serangan Siber Meningkat
“Penjahat siber memanfaatkan ketidakpahaman masyarakat. Mereka tahu masyarakat kurang edukasi mengenai risiko dan pentingnya menjaga data pribadi sehingga mereka menargetkan peretasan demi mendapatkan data pribadi, yang berkaitan dengan reputasi," ujarnya dalam konferensi pers pada Selasa (25/8/2020).
Karenanya, Henri menekankan kepada masyarakat agar senantiasa menjaga data pribadi serta berhati-hati dengan tidak membuka link yang mencurigakan karena beresiko terpapar virus. Sebab, kesalahan tersebut dapat menjadi pintu masuk untuk para perets mengakses data yang lebih luas.
Baca Juga:
Era Digital, Serangan Siber Tidak Pandang Bulu
Henri memaparkan bahwa data pribadi yang sifatnya umum seperti KTP dapat disalah gunakan untuk meregistrasi kartu prabayar atau bahkan mengajukam pinjaman online. Yang mana ketika pinjamannya macet yang ditagih adalah orang yang namanya disalahgunakan.
"Untuk itu, jaga selalu data pribadi meskipun hal tersebut sifatnya umum, jangan pernah tergiur dengan adanya tawaran marketing, dan satu lagi gunakanlah perangkat lunak legal agar tidak terhindar dari malware," pungkasnya.