Angka 43.481 mungkin tampak seperti sekumpulan digit biasa. Namun, bagi OMODA dan JAECOO, angka itu adalah bukti nyata sebuah momentum yang sulit dibendung. Pada November 2025, dua brand di bawah payung Chery ini bukan sekadar menjual mobil; mereka mencatat rekor penjualan tertinggi bulanannya, dengan lebih dari separuh unit yang laris terjual bukan berasal dari mesin konvensional. Ini bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah pergeseran peta kekuatan di industri otomotif global. Lalu, apa rahasia di balik lonjakan ini, dan bagaimana dua brand yang relatif baru ini berhasil mengubah persepsi konsumen dunia?
Dunia otomotif sedang mengalami transformasi paling dramatis dalam satu abad terakhir. Transisi dari mesin pembakaran internal ke kendaraan berenergi baru (new energy vehicle/NEV) bukan lagi wacana, melainkan pertarungan nyata di setiap pasar. Di tengah persaingan ketat antara raksasa tradisional dan pendatang baru dari China, OMODA dan JAECOO muncul dengan strategi yang terlihat jelas: dual-brand dengan positioning berbeda, namun dengan senjata utama yang sama: elektrifikasi. Pencapaian mereka pada November lalu menjadi penanda bahwa strategi itu mulai membuahkan hasil yang signifikan, bahkan di pasar-pasar yang dikenal selektif seperti Eropa.
Pertumbuhan 47% secara kumulatif dari Januari hingga November 2025, dengan total penjualan melampaui 330.000 unit, bukanlah kebetulan. Ini adalah buah dari ekspansi agresif, teknologi yang ditawarkan, dan mungkin yang paling penting, timing yang tepat. Mari kita selidiki lebih dalam bagaimana OMODA dan JAECOO meraih pencapaian gemilang ini dan apa implikasinya bagi masa depan mereka, khususnya di pasar potensial seperti Indonesia.
Dominasi Kendaraan Listrik dan Hybrid: Kunci Rekor NovemberData berbicara paling lantang. Dari 43.481 unit yang terjual secara global pada November 2025, lebih dari 23.000 unit—atau tepatnya 53%—berasal dari lini kendaraan baru berenergi. Angka ini bukan hanya sekadar persentase; ini adalah pernyataan. Artinya, untuk pertama kalinya dalam sejarah penjualan bulanan mereka, produk elektrifikasi (baik Battery Electric Vehicle/BEV maupun hybrid) menjadi mayoritas. Ini mencerminkan perubahan selera konsumen global yang semakin mengutamakan efisiensi dan teknologi ramah lingkungan, sekaligus membuktikan bahwa portofolio produk OMODA & JAECOO sudah berada di jalur yang tepat.
Jim Ma, Business Unit Director JAECOO Indonesia, dalam pernyataannya menegaskan hal ini. "Pertumbuhan global pada November menegaskan semakin kuatnya penerimaan konsumen terhadap teknologi dan value yang kami tawarkan. Khususnya di segmen elektrifikasi, kami melihat percepatan yang sangat positif di berbagai pasar," ujarnya. Pernyataan ini bukan basa-basi korporat, melainkan konfirmasi bahwa fokus pada teknologi hybrid SHS dan elektrifikasi yang menjadi tulang punggung strategi Chery Group mulai menunjukkan hasil nyata di lapangan.
Baca Juga:
Di balik angka 53% itu, ada dua nama yang menonjol: JAECOO J7 dan JAECOO J5 EV. Model JAECOO J7 yang mengusung teknologi Super Hybrid System (SHS) berhasil menjadi pemimpin di segmen hybrid dengan penjualan lebih dari 9.400 unit pada bulan November saja. Teknologi SHS yang menjanjikan efisiensi bahan bakar tinggi tampaknya berhasil menarik minat konsumen yang ingin bertransisi ke kendaraan hijau tanpa kekhawatiran akan jarak tempuh (range anxiety).
Sementara itu, di front kendaraan listrik murni, JAECOO J5 EV menunjukkan performa yang luar biasa dengan mencatat lonjakan penjualan bulanan sebesar 42%. Lebih dari 7.600 unit J5 EV terjual, menjadikannya model listrik paling laris dari keluarga OMODA & JAECOO pada bulan tersebut. Lonjakan ini mengindikasikan bahwa produk BEV mereka mulai menemukan pasar dan bersaing dengan lebih percaya diri. Keberhasilan J5 EV ini menjadi sinyal penting, terutama jika dikaitkan dengan dinamika pasar di berbagai negara, termasuk perkembangan JAECOO di Indonesia yang masih terus berproses.
Ekspansi Global: Dari Inggris hingga Thailand, Performa Solid di Berbagai MedanRekor penjualan November bukan hanya didorong oleh satu atau dua pasar utama, melainkan oleh performa yang merata dan solid di berbagai belahan dunia. Di Eropa, pasar yang dikenal sangat ketat regulasi dan preferensi konsumennya, OMODA & JAECOO mencatat hasil menggembirakan. Inggris menjadi pasar Eropa terbesar dengan penjualan lebih dari 5.100 unit, sementara Italia menyusul dengan 1.796 unit. Ini adalah pencapaian signifikan mengingat penetrasi merek China di Eropa masih menghadapi berbagai tantangan.
Di kawasan Asia Tenggara, Thailand muncul sebagai bintang dengan rekor penjualan 2.823 unit. Yang lebih menarik, produk listrik JAECOO disebut-sebut untuk pertama kalinya berhasil menduduki posisi teratas penjualan kendaraan listrik (EV) bulanan di negara tersebut. Ini adalah prestasi yang tidak boleh diremehkan, mengingat Thailand adalah pasar otomotif terbesar di ASEAN dan menjadi ajang pertarungan sengit semua pemain global.
Di Amerika Latin, Brasil menunjukkan pertumbuhan bulanan yang fantastis sebesar 45%, dengan lebih dari 1.600 unit terjual. Pasar-pasar baru seperti Austria, Malaysia, dan Kolombia juga dilaporkan menunjukkan peningkatan yang stabil. Ekspansi global yang terukur ini menunjukkan bahwa strategi dual-brand—dengan OMODA sebagai "The World's Leading Crossover Brand" dan JAECOO sebagai "Global Elegant Off-Road Brand"—berhasil menjangkau segmen dan selera konsumen yang berbeda-beda di setiap negara.
Dampak bagi Chery dan Masa Depan OMODA & JAECOOKesuksesan OMODA dan JAECOO secara langsung mengangkat citra dan posisi perusahaan induknya, Chery Group. Pada tahun 2025, Chery berhasil menembus peringkat ke-233 dalam daftar Fortune Global 500, sebuah pencapaian prestisius bagi perusahaan otomotif asal China. Secara kumulatif, Chery juga telah mengekspor lebih dari 5 juta unit kendaraan, dengan OMODA dan JAECOO menjadi ujung tombak ekspansi terbarunya yang paling agresif.
Pencapaian ini juga menjadi validasi atas klaim pertumbuhan signifikan Chery yang terus digaungkan. Dengan momentum positif ini, pertanyaan besarnya adalah: apakah mereka dapat mempertahankan laju pertumbuhan ini? Jawabannya akan sangat bergantung pada kemampuan mereka dalam mempertahankan inovasi teknologi, terutama di bidang elektrifikasi, serta memperkuat layanan purna jual dan brand image di setiap pasar lokal. Konsistensi adalah kunci, seperti yang pernah ditunjukkan Chery dengan pencapaian penjualan yang solid di bulan-bulan sebelumnya.
Bagi konsumen di Indonesia, pencapaian global OMODA & JAECOO ini setidaknya memberikan dua sinyal. Pertama, brand ini bukan pemain dadakan, melainkan bagian dari grup otomotif besar dengan rekam jejak ekspor dan teknologi yang mumpuni. Kedua, fokus mereka pada kendaraan listrik dan hybrid berarti produk yang akan hadir ke depan kemungkinan besar akan mengusung teknologi terkini di bidang elektrifikasi. Dalam peta persaingan otomotif Indonesia yang semakin panas, kehadiran pemain dengan portofolio elektrifikasi yang kuat seperti OMODA & JAECOO bisa menjadi angin segar sekaligus pendorong akselerasi adopsi kendaraan ramah lingkungan di tanah air. Mereka telah membuktikan diri di panggung global. Sekarang, tinggal menunggu bagaimana mereka menulis babak selanjutnya di pasar domestik.