Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Meski Dijegal, Huawei Diam-diam Danai Penelitian Akademis di AS
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Raksasa teknologi Tiongkok Huawei diam-diam mendanai penelitian di Amerika meski masuk daftar hitam, seperti dilansir Bloomberg. Penelitian ini dilakukan di universitas-universitas, termasuk Harvard, dan dananya disalurkan melalui yayasan penelitian independen yang berbasis di Washington.

Bloomberg menemukan fakta bahwa Huawei adalah satu-satunya penyandang dana kompetisi penelitian yang telah menghasilkan jutaan dolar sejak tahun 2022 dan menarik ratusan proposal dari para ilmuwan untuk tujuan kompetisi. Beberapa dari ilmuwan ini berasal dari universitas ternama di AS, yang ironisnya telah melarang peneliti bekerja dengan perusahaan tersebut.

Baca Juga:
PLN Gandeng Huawei, Perkuat Pondasi Digital untuk Transisi Energi

Di balik aliran dana itu, muncul kekhawatiran bahwa penelitian ini dapat menghasilkan inovasi yang memberi keunggulan terhadap Tiongkok dalam hal kontrak pertahanan dan kepentingan komersial, menurut Kevin Wolf, mitra di firma hukum Akin yang berfokus pada bisnis dan berspesialisasi dalam pengendalian ekspor. Optica, fondasi di balik project penelitian ini, telah memposting secara online bahwa mereka tertarik pada “sensor dan detektor optik sensitivitas tinggi,” di antara kategori penelitian lainnya.

“Merupakan gambaran buruk bagi sebuah yayasan penelitian bergengsi yang secara anonim menerima uang dari perusahaan Tiongkok yang menimbulkan begitu banyak kekhawatiran keamanan nasional bagi pemerintah AS,” kata James Mulvenon, seorang kontraktor pertahanan yang telah bekerja pada masalah keamanan penelitian dan telah menulis beberapa buku tentang spionase industri.

Perlu dicatat bahwa operasi penyaluran uang ini tampaknya tidak ilegal, karena penelitian yang dimaksudkan untuk dipublikasikan tidak termasuk dalam lingkup pelarangan. Huawei menyelenggarakan kompetisi serupa di belahan dunia lain, tentunya secara terbuka. Orang-orang yang berpartisipasi dalam kompetisi penelitian yang berbasis di AS bahkan tidak mengetahui bahwa Huawei terlibat, dan percaya bahwa dana tersebut berasal dari Optica. Kompetisi ini memberikan hadiah sebesar $1 juta per tahun dan Optica tidak memberikan indikasi apa pun bahwa Huawei menyediakan uang tunai.

Baca Juga:
CPU Kirin Huawei Bakal Saingi Apple M3

Seorang juru bicara Huawei mengatakan kepada Bloomberg bahwa perusahaan tersebut dan Optica Foundation mengagas kompetisi tersebut untuk mendukung penelitian global dan mempromosikan komunikasi akademis. Dia juga mengatakan bahwa kompetisi tersebut tetap anonim agar tidak dianggap sebagai semacam promosi.

CEO Optica, Liz Rogan, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa banyak donatur yayasan lebih memilih untuk tidak disebutkan namanya. Dia juga mengatakan bahwa seluruh dewan direksi mengetahui keterlibatan Huawei dan semua orang menyetujuinya. Bloomberg mencatat bahwa kompetisi yang didukung Huawei adalah satu-satunya kompetisi di situs Optica yang tidak mencantumkan sponsor keuangan individu dan perusahaan.

Seperti diketahui, Huawei telah dijegal dalam jaringan pembatasan AS selama beberapa tahun terakhir. Hal ini dimulai pada tahun 2019 ketika Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan keadaan darurat nasional dan melarang perusahaan AS untuk menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki risiko keamanan nasional.

Untuk itu, perusahaan telah menghadapi banyak klaim bahwa mereka memasang backdoor di jaringan untuk tujuan pencurian data, meskipun tidak ada bukti pencurian yang sebenarnya dan perusahaan membantah tuduhan tersebut. Huawei juga dituduh mempekerjakan mata-mata Tiongkok untuk mempengaruhi penyelidikan.

Beberapa orang memperkirakan Presiden Biden akan membatalkan perintah eksekutif Trump ketika masa berlaku perintah tersebut habis pada tahun 2021. Namun dia justru mengambil arah yang berlawanan. Perintah tersebut tidak hanya berlaku, tetapi Biden juga menandatangani undang-undang yang menghalangi Huawei untuk mendapatkan lisensi FCC dan dia melarang investasi Amerika di industri teknologi tinggi Tiongkok.

SHARE:

Menkomdigi: Warisan Budaya Jadi Elemen Strategis Perkuat Indonesia di Tingkat Global

Sederet Inovasi yang Dikembangkan Nvidia, GPU hingga Ray Tracing