Technologue.id, Jakarta - Integrasi AI dalam ranah keuangan di Indonesia memiliki potensi besar meningkatkan kualitas berbagai aspek penting. Hal ini termasuk dalam pengambilan keputusan berbasis data, efisiensi, keamanan, dan pengalaman pelanggan dalam sektor keuangan.
Berdasarkan studi Advisia Group, yang mewakili IBM dan Kolaborasi Riset serta Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), menemukan bahwa layanan keuangan mulai memprioritaskan penggunaan AI dalam lebih banyak fungsi organisasi, seperti pengalaman nasabah (100%), deteksi fraud (23%) dan pemrosesan pinjaman (10%), dengan menggunakan chatbot, dashboard, dan aplikasi elektronik yang lebih ramah pelanggan.
Baca Juga:
Jangan Asal 'Ngerem', Kuasai Teknik Pengereman Agar Terhindar dari Kecelakaan
“Gen AI memiliki potensi untuk membuka sekitar US$243,5 miliar kapasitas produktivitas di Indonesia. Jumlah ini setara dengan hampir seperlima dari PDB Indonesia pada tahun 2022. Indonesia berpeluang untuk lebih memajukan bisnis dan pekerjanya untuk memanfaatkan potensi Kecerdasan Buatan Generatif," jelas Hammam Riza, Presiden KORIKA.
Sementara Roy Kosasih, Presiden Direktur IBM Indonesia menambahkan bahwa AI Generatif akan membawa banyak dampak positif pada bisnis, mulai dari cara pengambilan keputusan, pengalaman nasabah, hingga pertumbuhan pendapatan. Tetapi, fokusnya tetap pada keahlian sumber daya manusia untuk penggunaan AI yang baik.
Baca Juga:
Teknologi Anyar Startup HireHub Bantu Perusahaan Cari Jobseeker Kompeten
"Kami yakin pendekatan interdisipliner, yaitu sebuah model yang menunjukkan hubungan timbal balik antara masyarakat, pengguna, dan pengembangan AI, akan memberikan hal yang positif melalui kemitraan manusia-AI," tambahnya.
Sebagai penyedia platform AI dalam sektor keuangan, IBM berkomitmen untuk memberdayakan lembaga keuangan Indonesia guna mencapai keseimbangan antara keahlian manusia dan kemampuan canggih dari watsonx. Hal ini diharapkan dapat memperkuat pengalaman pelanggan dan mendorong pertumbuhan lintas fungsi di industri keuangan.