Technologue.id, Jakarta - TikTok menjadi platform media sosial terbaru yang memberikan penggunanya kendali lebih besar terhadap jumlah konten berbasis kecerdasan buatan (AI) yang muncul di aplikasi. Perusahaan tersebut tengah menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna memilih untuk melihat lebih sedikit konten AI di halaman For You.
Dalam beberapa minggu mendatang, TikTok akan meluncurkan tombol baru di bagian "manage topics" pada pengaturan aplikasi. Melalui fitur ini, pengguna dapat mempersonalisasi jenis video yang ingin lebih sering atau lebih jarang mereka lihat, termasuk kemampuan untuk mengurangi kemunculan konten yang dihasilkan AI.
Baca Juga:
Mulai Titik Terang, Kesepakatan TikTok-AS Segera Diteken
Dalam postingan blog resminya, TikTok menyebutkan bahwa kontrol ini dirancang untuk membantu pengguna mengurangi konten AI dalam rekomendasi mereka apabila mereka merasa konten tersebut terlalu mendominasi. Langkah ini menyusul kebijakan serupa dari Pinterest, yang sebelumnya merespons keluhan pengguna terkait banyaknya konten AI yang mengaburkan karya asli di platform tersebut.
Seperti banyak platform lainnya, TikTok mengalami peningkatan signifikan dalam unggahan yang dihasilkan AI dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan mewajibkan kreator memberi label pada konten tersebut, dan hingga saat ini lebih dari 1,3 miliar video telah memiliki label AI.
Namun, TikTok mengakui adanya tantangan dalam mendeteksi konten AI secara konsisten. Sistem watermarking yang saat ini digunakan menambahkan metadata pada konten AI. Meski begitu, watermark ini dapat melemah ketika konten diedit di aplikasi lain, di-screenshot, atau diunggah ulang ke platform berbeda, yang merupakan praktik umum pada konten viral.
Baca Juga:
Langgar GDPR, TikTok Kena Denda Triliunan Rupiah
Untuk meningkatkan akurasi deteksi, TikTok berencana menguji teknologi invisible watermarking. Teknologi ini menanamkan tanda yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia dan hanya bisa dibaca oleh sistem TikTok.
Menurut perusahaan, watermark tak terlihat ini memberikan lapisan keamanan tambahan, membuatnya lebih sulit dihapus atau dimanipulasi dibanding sistem sebelumnya. Dengan demikian, TikTok berharap dapat memperbaiki proses identifikasi dan pelabelan konten AI secara lebih handal.