Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Kolaborasi ISP Percepat Majunya Ekonomi Berbasis Internet
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Hasil survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa tingkat penetrasi internet nasional telah mencapai 80,66 persen, menjangkau sekitar 229 juta jiwa. Meski angka ini cukup tinggi, akselerasi perlu terus dilakukan, terutama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang makin bergantung pada konektivitas internet. Saat ini, pelaku usaha mikro memanfaatkan platform digital sebagai sarana utama untuk promosi dan transaksi penjualan.

Ketua Bidang Regulasi APJII, Syahrial Syarif, menekankan perlunya peningkatan peran Internet Service Provider (ISP) lokal. Ia menilai bahwa kolaborasi antara ISP besar dan jaringan komunitas seperti RT/RW Net bisa menjadi solusi memperluas jangkauan internet dengan lebih cepat dan efisien.

“Sebanyak 88 persen ISP lokal memberi layanan sangat terbatas karena berbagai alasan. Salah satu yang mengemuka adalah bagaimana teman-teman lokal bisa memanfaatkan infrastruktur secara terbuka dengan harga wajar,” ujarnya.

Baca Juga:

Mendorong Pertumbuhan Pembangunan Melalui Percepatan Digitalisasi

Kolaborasi ini diyakini dapat membuka akses yang lebih luas terutama di wilayah-wilayah yang belum tersentuh layanan berkualitas, sekaligus mendorong pemerataan manfaat ekonomi digital.

Dari sisi industri, Director & Chief IT Services Officer Lintasarta, Ginandjar, menegaskan bahwa penguatan infrastruktur digital adalah langkah krusial untuk mewujudkan kedaulatan digital sekaligus mempercepat pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

Indonesia kini tercatat sebagai negara pengguna AI terbesar ketiga di dunia. Namun demikian, ketersediaan sumber daya manusia yang mampu membangun dan mengelola teknologi tersebut masih tertinggal jauh dari kebutuhan.

“AI ini kesempatan besar buat kita tumbuh lebih cepat, namun jika salah menyikapi kita bisa ketinggalan. Karena itu kolaborasi setiap layer penting sekali,” tegasnya.

Ginandjar menjelaskan bahwa percepatan digitalisasi tidak hanya bergantung pada jaringan telekomunikasi, tetapi juga pada kesiapan data center dan cloud, yang menjadi pusat kendali dan pemrosesan data.

“Data center itu jantungnya. Di dalamnya ada cloud. Ini jantung yang harus kita kolaborasikan agar infrastruktur dapat melayani seluruh Indonesia untuk memastikan pemrosesan dan pemanfaatan berlangsung di dalam negeri,” tambahnya.

Baca Juga:
Laporan e-Conomy SEA 2025: Ekonomi Digital Indonesia Hampir Capai GMV $110 Miliar

Ia menyampaikan bahwa inisiatif AI Merdeka Lintasarta menjadi upaya strategis memperkuat ekosistem talenta digital dalam negeri, sehingga pemanfaatan AI bisa berlangsung secara inklusif dan merata hingga ke berbagai daerah.

Di sisi lain, Head of Government Industry Relation Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal, menilai bahwa Indonesia membutuhkan roadmap digital yang terarah dan aksi nyata untuk memperkuat posisi negara di tengah persaingan global.

Menurutnya, pembangunan infrastruktur saja tidak cukup tanpa strategi pemanfaatan yang jelas.

“Kita jangan cuma membangun jalan tolnya saja. Kita harus pikirkan 5G dan AI ini mau dipakai untuk apa. Apakah untuk industri, kolaborasi, efektivitas, atau produktivitas? Semua harus menyeluruh, sinergi semua stakeholder agar roadmap kita terarah dan benar-benar membuat kita lebih unggul dari yang lain,” ujarnya.

Dari seluruh pandangan tersebut, terlihat bahwa percepatan digitalisasi membutuhkan sinergi menyeluruh, antara pemerintah, ISP besar dan lokal, penyedia solusi teknologi, hingga pelaku industri AI dan telekomunikasi.

Dengan penguatan infrastruktur, kolaborasi multipihak, serta roadmap yang jelas, Indonesia dapat memaksimalkan peluang ekonomi digital dan meningkatkan daya saing nasional di era teknologi tinggi.

SHARE:

Harga Smartphone 2026 Diprediksi Naik Tajam, Ini Penyebabnya

Nvidia Bakal Jadi Raksasa Pendapatan Dunia, Ini Bocorannya!