Technologue.id, Jakarta - Kebakaran besar melanda gedung jasa penyewaan drone di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025) siang. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 12.50 WIB ini menghanguskan bangunan tujuh lantai dan menelan hingga 22 korban jiwa.
Kebakaran yang melanda gedung operasional Terra Drone tersebut menimbulkan kepanikan dan kerugian material signifikan. Meski penyelidikan resmi masih berlangsung, sumber internal dan laporan awal di lapangan menyebut bahwa baterai litium yang digunakan untuk pengisian dan penyimpanan perangkat drone diduga menjadi pemicu utama peristiwa tersebut.
Menurut keterangan sejumlah teknisi, api pertama kali terlihat di ruang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dan pengisian baterai drone. Ruangan tersebut diketahui menampung puluhan baterai litium-ion untuk operasional harian.
"Saat itu terdengar suara letupan kecil, lalu muncul asap tebal," ujar seorang pegawai yang berada di lokasi saat kejadian. Tim keamanan internal mencoba memadamkan sumber api menggunakan alat pemadam, namun kobaran api menyebar terlalu cepat.
Dalam konteks operasional drone, baterai litium memang menjadi komponen penting karena kapasitas energinya yang besar dan bobotnya yang ringan. Namun, komponen ini juga dikenal memiliki risiko kegagalan termal jika mengalami overcharging, ditempatkan dalam ruangan dengan ventilasi buruk, mengalami korsleting internal, hingga digunakan atau disimpan dalam kondisi terlalu panas.
Kegagalan ini dapat memicu thermal runaway, yaitu reaksi berantai di dalam sel baterai yang menyebabkan peningkatan suhu ekstrem hingga akhirnya memunculkan api.