Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Jeff Bezos Kembali Jabat Posisi CEO Lewat Project Prometheus
SHARE:

Technologue.idJakarta - Jeff Bezos, pendiri Amazon dan pemilik perusahaan antariksa Blue Origin, kembali menempati posisi kepemimpinan operasional setelah vakum sejak mundur sebagai CEO Amazon. Kali ini, ia akan menjabat sebagai co-CEO dalam perusahaan AI baru bernama Project Prometheus, menurut laporan The New York Times.

Project Prometheus kabarnya telah mengantongi pendanaan sebesar US$ 6,2 miliar, dengan sebagian dari dana itu disuntik langsung oleh Bezos. Skema pendanaan semacam ini menempatkan perusahaan sebagai salah satu startup paling “berbadan tebal” pada tahap awal.

Baca Juga:
Efisiensi Operasional, Amazon Berencana PHK 30.000 Karyawan

Apa yang membedakan Project Prometheus dari banyak startup AI lainnya adalah fokusnya pada sistem AI yang belajar dari dunia nyata, bukan hanya dari data digital seperti teks chatbot. Bezos dan tim ingin mengeksplorasi bagaimana AI bisa mendukung aktivitas rekayasa dan manufaktur di sektor-sektor fisik seperti komputer, mobil, hingga teknologi antariksa.

Bersama Bezos, sosok yang akan memimpin Project Prometheus adalah Vik Bajaj, seorang fisikawan dan kimiawan. Bajaj sebelumnya terlibat di Google X (dikenal sebagai “Moonshot Factory”) dan bekerja pada proyek-proyek seperti Wing (drone) dan Waymo.

Menurut laporan, Bajaj akan mulai beroperasi di perusahaan ini segera, dengan lokasi yang disebut-sebut mencakup San Francisco, London, dan Zurich.

Baca Juga:
Amazon Geber AI untuk Kepolisian, Bisnis Rp 170 Triliun yang Bikin Khawatir

Project Prometheus sudah merekrut hampir 100 orang karyawan awal, dan menarik talenta dari beberapa perusahaan AI terbesar dunia seperti OpenAI, DeepMind, dan Meta. Di LinkedIn, profil perusahaan menyebutkan misi “AI untuk ekonomi fisik,” dan menggambarkan skala organisasinya sebagai 51–200 karyawan.

Menurut analisis dari eWeek dan AllAboutAI, pendekatan Project Prometheus bukan hanya membangun model AI statis, tetapi menciptakan siklus tertutup (closed-loop) di mana robot bisa menjalankan eksperimen fisik, mengambil data melalui sensor, dan memperbarui model AI-nya secara real time berdasarkan hasil eksperimen tersebut.

Strategi ini berpotensi mempercepat inovasi di material antariksa, komponen pesawat, dan perangkat teknik lainnya karena AI bisa langsung mengoptimalkan desain dan manufakturnya berdasarkan data nyata, bukan hanya simulasi digital.

SHARE:

Google Garap Fitur Mirip NameDrop untuk Android

OpenAI Mulai Uji Coba Fitur Obrolan Grup di ChatGPT