
Technologue.id, Jakarta - Intel baru-baru ini memberikan detail lebih lanjut tentang rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan perubahan bisnis lainnya sambil membagikan hasil pendapatan kuartal kedua.
Laporan pada bulan April menunjukkan bahwa Intel akan mengurangi sekitar 20 persen stafnya dalam rencana restrukturisasi. Produsen chip tersebut mengatakan pihaknya mengantisipasi memiliki tenaga kerja inti sebanyak 75.000 karyawan pada akhir tahun fiskal sebelumnya. Jumlah tersebut sekitar sepertiga lebih sedikit dari 108.900 orang yang dipekerjakannya pada penutupan tahun fiskal sebelumnya.
Baca Juga:
CEO Pat Gelsinger Mengundurkan Diri dari Intel, Ini Alasannya
Pemotongan ini merupakan bagian dari tujuan perusahaan saat ini untuk menurunkan biaya operasional non-GAAP menjadi $17 miliar tahun ini, kemudian menjadi $16 miliar pada akhir tahun 2026. Upaya untuk mengendalikan pengeluaran juga menyebabkan Intel membatalkan beberapa ekspansi yang telah diumumkan sebelumnya.
Perusahaan tidak akan lagi memulai proyek baru di Jerman dan Polandia, dan mengatakan akan mengkonsolidasikan operasi pengujian dan perakitan di Kosta Rika ke dalam upaya yang sudah ada di Vietnam dan Malaysia. Terakhir, perusahaan juga akan "memperlambat laju" pertumbuhan di Amerika Serikat di sebuah lokasi konstruksi di Ohio.
Baca Juga:
Acer Luncurkan Swift 14 AI dengan Intel Core Ultra "Lunar Lake", Ini Harganya
"Kinerja operasional kami menunjukkan kemajuan awal yang kami capai dalam meningkatkan eksekusi dan mendorong efisiensi yang lebih tinggi," ujar Lip-Bu Tan, yang telah berterus terang tentang rencananya untuk mengurangi skala usaha sejak menjabat sebagai CEO pada bulan Maret.
Tan diangkat untuk menggantikan Pat Gelsinger dalam upaya membalikkan keadaan bisnis Intel setelah mengalami kesulitan keuangan yang panjang dan perlahan.