Technologue.id, Jakarta - Sulit bagi pengguna untuk mengetahui apakah ponsel mereka sedang mengalami masalah daya atau justru aplikasi tertentu yang menjadi biang kerok pengurasan baterai. Kini, Google berencana membantu pengguna Android memahami penyebabnya dengan menghadirkan sistem pemantauan baterai yang lebih transparan.
Dalam pembaruan yang diumumkan melalui Android Developers Blog, Google memperkenalkan metrik baru untuk developer aplikasi yang dirancang untuk memantau dan menilai seberapa efisien aplikasi menggunakan daya baterai. Jika sebuah aplikasi secara konsisten melanggar pedoman penggunaan daya yang telah ditetapkan, peringatan akan muncul langsung di halaman aplikasi di Play Store.
Baca Juga:
Android Lebih Efektif Melindungi Pengguna dari SMS Penipuan Ketimbang iOS
Salah satu fokus utama metrik baru ini adalah "wake lock", yaitu kondisi ketika sebuah aplikasi mencegah ponsel memasuki mode tidur karena menjalankan proses latar belakang meskipun layar mati. Menurut Google, wake lock menjadi salah satu penyebab utama pengurasan baterai secara tidak wajar, terutama pada aplikasi yang tidak efisien dalam mengelola aktivitas di background.
Untuk mengatasi hal ini, Google telah menetapkan ambang batas baru diantaranya sebuah aplikasi dianggap berlebihan jika mencatat lebih dari dua jam wake lock non-exempt kumulatif dalam periode 24 jam. Namun, ada pengecualian untuk proses latar belakang yang memang memberikan manfaat langsung bagi pengguna, seperti pemutaran musik, panggilan suara, atau transfer data yang diinisiasi secara manual oleh pengguna.
Jika pengembang tidak memperbaiki perilaku aplikasi yang melanggar ambang batas tersebut, peringatan akan muncul secara publik di Play Store. Label tersebut akan berbunyi: “Aplikasi ini mungkin menggunakan baterai lebih banyak dari yang diperkirakan karena aktivitas latar belakang yang tinggi.”
Peringatan semacam ini tentu dapat menurunkan minat pengguna untuk mengunduh aplikasi tersebut, sekaligus memberikan tekanan bagi developer aplikasi agar lebih memperhatikan efisiensi daya. Dalam beberapa kasus, Google bahkan akan membatasi visibilitas aplikasi di fitur penemuan atau rekomendasi Play Store, membuatnya lebih sulit ditemukan oleh calon pengguna baru.
Baca Juga:
Google Drive Pakai AI Cegah Ransomware, Auto Amankan Data Anda!
Google menyatakan bahwa kebijakan baru ini akan mulai diberlakukan pada 1 Maret 2025, sehingga memberi waktu bagi para developer untuk meninjau dan memperbaiki cara aplikasi mereka berinteraksi dengan sistem daya Android. Langkah ini menandai komitmen berkelanjutan Google terhadap efisiensi energi dan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Dengan sistem peringatan baru ini, pengguna Android akhirnya bisa lebih mudah mengidentifikasi aplikasi yang boros baterai, sementara developer dituntut untuk lebih bertanggung jawab dalam merancang aplikasi yang hemat daya.
Jadi, mulai tahun depan, jika baterai ponselmu tiba-tiba cepat habis, kamu bisa langsung tahu siapa pelakunya, bahkan sebelum menekan tombol install.