Technologue.id, Jakarta - Elon Musk, pendiri SpaceX diam-diam menginginkan agar OpenAI merger dengan Tesla, produsen kendaraan listrik. Hal ini diketahui melalui email private Elon Musk yang diungkap oleh OpenAI.
OpenAI membalas gugatan Elon Musk dengan email, menunjukkan bahwa bos Tesla itu tidak hanya mendukung poros perusahaan ke model mencari keuntungan, tetapi juga ingin perusahaannya sendiri menjadi “sapi perah". Dalam entri blog mengejutkan yang diposting oleh perusahaan kecerdasan buatan pada Selasa malam, OpenAI mengatakan Musk yang membantu mendirikan OpenAI, "ingin perusahaan tersebut bergabung dengan Tesla atau menginginkan kendali penuh."
Postingan blog tersebut merupakan tanggapan terhadap gugatan Musk, yang menyatakan bahwa OpenAI telah membahayakan misi nirlabanya dengan bermitra dengan Microsoft. OpenAI mengatakan dalam postingannya bahwa Musk menggugat perusahaan tersebut hanya ketika perusahaan itu "mulai membuat kemajuan yang berarti" menuju misinya tanpa dia.
Dalam upaya untuk meluruskan hal ini, OpenAI memposting serangkaian email dari Musk yang tampaknya menunjukkan bahwa dia mendukung poros OpenAI menuju penciptaan entitas mencari keuntungan. Dalam email tahun 2016 yang disertakan dalam postingan tersebut, kepala ilmuwan OpenAI, Ilya Sutskever, mengatakan bahwa perusahaannya harus “kurang terbuka” di masa mendatang dan Musk menjawab, “ya".
Baca Juga:
OpenAI: Elon Musk Tuntut Kendali Mutlak atau Merger dengan Tesla
Business Insider tidak dapat memverifikasi secara independen keaslian email tersebut, yang sebagian telah disunting. Email tersebut tampaknya bertentangan dengan komentar yang dibuat oleh CEO Tesla sejak saat itu.
Musk mengatakan pada bulan Februari 2023 bahwa OpenAI menjadi "perusahaan dengan keuntungan maksimum yang secara efektif dikendalikan oleh Microsoft," yang sama sekali bukan apa yang dia "inginkan".
Namun email tersebut menunjukkan bahwa Musk tidak keberatan perusahaan beralih ke model mencari keuntungan dan mendorongnya selama dia memimpin.
Postingan OpenAI mengatakan Musk menginginkan ekuitas mayoritas dan kendali dewan, serta menjadi CEO. Perusahaan mengatakan bahwa hal ini melanggar misinya jika satu orang memiliki kendali penuh atas perusahaan dan oleh karena itu tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Musk.