Technologue.id, Jakarta - Platform komunikasi populer Discord akan meluncurkan serangkaian pembaruan pada Pusat Keluarga (Family Center) yang dirancang untuk membantu orang tua memahami aktivitas anak mereka di Discord, sambil tetap menghormati batas privasi remaja.
Melalui pembaruan ini, orang tua dan wali kini dapat melihat lebih banyak data aktivitas remaja mereka di platform. Termasuk di dalamnya adalah riwayat pembelian selama tujuh hari terakhir, durasi panggilan suara dan video yang dilakukan melalui pesan langsung (DM), server, maupun grup, serta lima pengguna dan server yang paling sering dihubungi oleh remaja dalam seminggu terakhir.
Baca Juga:
Remaja Tak Lagi Bebas Lihat Konten Dewasa di Instagram
Sebagai tambahan, Discord memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan remaja memberi tahu wali ketika mereka melaporkan pengguna atau konten tertentu ke Discord. Dalam hal ini, wali akan menerima email pemberitahuan bahwa laporan telah dibuat agar mereka dapat mendiskusikan situasi bersama dan memberikan dukungan yang diperlukan.
Pembaruan lainnya menghadirkan pengaturan yang dapat dikelola oleh wali langsung di Family Center. Ini mencakup kemampuan untuk menentukan siapa yang dapat mengirim pesan langsung (DM) kepada remaja, mengatur filter konten sensitif, serta mengakses kontrol privasi data tertentu. Namun demikian, Discord menegaskan bahwa wali tidak dapat melihat isi pesan pribadi yang dikirim oleh remaja mereka. Menariknya, remaja juga memiliki akses ke informasi yang sama dengan wali mereka di Family Center, guna menjaga transparansi.
Baca Juga:
Meta Tambahkan Kontrol Orang Tua pada Akun Remaja
Untuk menggunakan fitur ini, wali dan remaja harus menautkan akun mereka dengan membuka menu Pengaturan Pengguna > Family Center di aplikasi Discord.
Discord menyatakan bahwa seluruh pembaruan ini dibuat “dengan mempertimbangkan pengalaman remaja,” agar mereka tetap dapat menikmati kemandirian di ruang digital sembari mendapatkan perlindungan dan bimbingan dari orang tua.
Langkah Discord ini datang di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap keamanan pengguna muda di platform digital. Sebelumnya, Jaksa Agung New Jersey sempat menggugat Discord dengan tuduhan bahwa perusahaan tersebut menyesatkan orang tua tentang efektivitas kontrol keamanannya serta tidak transparan mengenai risiko yang dihadapi anak-anak di platform.