Technologue.id, Jakarta - Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei mengalami pemulihan yang kuat dari dampak sanksi Amerika Serikat (AS) beberapa tahun belakangan. Huawei melaporkan labanya meningkat lebih dari dua kali lipat tahun lalu seiring dengan berkembangnya bisnis cloud dan digitalnya di tengah ada sanksi dari AS.
Dilansir dari Quartz (29/3/2024), sepanjang 2023, perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 9,6 persen dan laba bersih sebesar 87 miliar Yuan, atau naik 144 persen dari tahun 2022, berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada tanggal 29 Maret.
Baca Juga:
Kolaborasi BSSN dan Huawei untuk Penguatan Ekosistem Digital Pendukung di IKN
Kinerja positif ini didorong oleh sejumlah produk baru pada 2023, seperti smartphone flagship seri Mate 60 Pro. Ponsel pintar itu memiliki kecepatan mengunduh berkat chip semikonduktor, meskipun sejak 2019, AS membatasi kemampuan Huawei mendapatkan teknologi canggih dari pemasok AS.
Huawei kemudian mengembangkan chip canggih yang dibuat bersama dengan Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) Tiongkok.
“Pada tahun 2024, kami akan memperluas kehadiran kami di pasar high end dengan bekerja sama dengan mitra ekosistem di seluruh dunia untuk menghadirkan lebih banyak produk dan layanan inovatif kepada konsumen di seluruh dunia,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. Peluncuran Mate 60 memicu spekulasi bahwa Huawei dan China mungkin bisa memproduksi chip 5G.
Penjualan Huawei di China meningkat tajam dengan produk tersebut. Bahkan, pengiriman ponsel pintar seri Mate 60 Pro meningkat 47% dibandingkan kuartal IV tahun sebelumnya. Hal ini menempatkan Huawei di peringkat keempat, atau di atas Xiaomi, sementara Apple tetap di puncak dengan pertumbuhan pengiriman 6 persen di China.
Baca Juga:
Huawei Pamer Jaringan Inti Cerdas 5.5G Pertama di Dunia
Deputy and Rotating Chairman Huawei, Ken Hu, mengatakan angka-angka perusahaan tersebut sesuai dengan target. "Kami telah melalui banyak hal selama beberapa tahun terakhir. Namun melalui tantangan demi tantangan, kami berhasil berkembang," kata Hu.
Huawei juga mengatakan pihaknya mendapat keuntungan dari penjualan beberapa unit bisnis. Namun tidak disebutkan bisnis mana yang dijual.
Sementara itu, pendapatan dari bisnis cloud computing tumbuh hampir 22 persen YoY pada tahun 2023 menjadi 55,3 miliar yuan. Lalu, penjualan untuk bisnis listrik digitalnya tumbuh 3,5 persen. Penjualan terkait layanan otomotifnya meningkat lebih dari dua kali lipat.
Di 2022, pendapatan Huawei hanya tumbuh 0,9%, karena perusahaan sedang menstabilkan bisnisnya di tahun yang sulit. Saat itu, perusahaan mengalami penjualan yang menurun 28% dibandingkan 2021, dan laba bersih pada 2022 turun sebesar 69%.