Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Dari Jaringan ke Talenta, Cara Telkomsel Membantu Membangun SDM AI Nasional
SHARE:

Dunia bergerak cepat menuju era kecerdasan buatan. Negara yang mampu membangun talenta digital akan memimpin, sementara yang tertinggal hanya menjadi pengguna teknologi bangsa lain. Di tengah gelombang transformasi ini, Indonesia menghadapi tantangan serius: kebutuhan talenta digital melonjak drastis, namun ketersediaannya jauh lebih lambat.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperkirakan Indonesia membutuhkan 9 hingga 12 juta talenta digital pada tahun 2030 untuk menjaga daya saing ekonomi. Angka itu berarti Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 talenta digital baru setiap tahun, sementara pendidikan formal masih belum mampu memenuhinya. Kondisi ini membentuk celah besar antara harapan dan kenyataan yang tidak bisa diabaikan.

Sebagai respons, pemerintah menggulirkan program Digital Talent Scholarship (DTS) sejak 2018 untuk mempercepat pembentukan sumber daya manusia digital di bidang-bidang strategis seperti cloud computing, artificial intelligence, cybersecurity, dan data analytic. Hingga 2024, program ini diklaim telah menghasilkan sekitar 1 juta talenta digital, dengan target tambahan 100.000 talenta baru pada 2025 sebagai bagian dari strategi nasional transformasi digital.

Namun skala kebutuhan tidak mungkin dikejar pemerintah seorang diri. Ekosistem pelatihan harus diperluas lewat kolaborasi multi pihak: industri, akademisi, komunitas, dan pemerintah daerah. Tanpa gotong royong digital ini, kesenjangan kompetensi akan semakin melebar dan menjadi ancaman serius bagi daya saing nasional.

Di titik ini, sektor swasta mengambil peran penting salah satunya Telkomsel, yang memposisikan diri bukan sekadar penyedia layanan jaringan, tetapi enabler pembentukan talenta digital Indonesia. Melalui program IndonesiaNEXT dan NextDev, Telkomsel membuka ruang tumbuh bagi generasi muda dengan pendekatan yang sangat praktikal: belajar dari kasus nyata, bersaing dalam tantangan teknologi, dan mengembangkan solusi berbasis AI untuk berbagai sektor masyarakat.

Sejak pertama digelar, IndonesiaNEXT telah menjangkau mahasiswa di 38 provinsi, melibatkan lebih dari 79.000 peserta dari 3.200 kampus, dan menghasilkan lebih dari 6.500 sertifikasi profesional bertaraf internasional. Sementara NextDev menjadi platform inkubasi startup teknologi awal, membantu generasi muda membangun inovasi berbasis dampak sosial mulai dari solusi kesehatan, layanan publik, hingga pemberdayaan UMKM berbasis AI.

Pendekatan ini bukan sekadar pelatihan teknis. Telkomsel menempatkan programnya sebagai jembatan antara pendidikan dan industri, memastikan peserta tidak hanya belajar konsep, tetapi memahami bagaimana teknologi digunakan untuk memecahkan masalah nyata. Inilah kekosongan yang selama ini sulit dipenuhi sistem pendidikan formal.

Beberapa alumni IndonesiaNEXT kini bekerja di perusahaan teknologi besar, dan sebagian pemenang NextDev berhasil menembus kompetisi internasional atau membangun startup berkelanjutan. Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa kesempatan yang tepat dapat menjadi akselerator kelas sosial, bahwa seorang mahasiswa dari kota kecil bisa bersaing setara dengan talenta global jika aksesnya dibuka.

Namun perjalanan masih panjang. Tantangan terbesar bukan sekadar mencetak talenta elite, tetapi memastikan pemerataan kesempatan ke seluruh wilayah Indonesia: dari Medan hingga Merauke, dari kampus unggulan hingga sekolah kejuruan di daerah. Transformasi digital hanya akan berarti jika setiap anak muda memiliki hak dan peluang yang sama untuk masuk ke masa depan.

Indonesia memiliki modal besar: populasi muda melimpah, pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dan semakin banyak kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Yang dibutuhkan sekarang adalah konsistensi membangun manusia, bukan sekadar membeli teknologi.

Kolaborasi pemerintah melalui DTS dan inisiatif swasta seperti IndonesiaNEXT dan NextDev menunjukkan model ekosistem talenta digital yang saling memperkuat. Pemerintah menyediakan platform kebijakan dan akses luas, sementara Telkomsel menyiapkan pengembangan kompetensi dan penyerapannya di level industri dan inovasi.

Ke depan, tantangan kunci adalah memastikan tiga hal: keberlanjutan program, pemerataan akses geografis, dan penyerapan talenta ke industri atau wirausaha digital. Tanpa itu, pelatihan digital hanya menjadi angka, bukan solusi yang nyata.

Karena pada akhirnya, pertarungan AI global bukan soal mesin atau data center terbesar. Ini tentang siapa yang memiliki manusia terbaik untuk mengoperasikannya. Dan jika ruang dan kesempatan dibuka seluas-luasnya, Indonesia tidak hanya mampu mengejar tetapi punya peluang nyata untuk memimpin.

SHARE:

Apple Tunjuk Amar Subramanya sebagai Wakil Presiden AI Baru

Karyawan Instagram Wajib Kembali Bekerja di Kantor Mulai 2026