Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Bisnis Di Asia Tenggara Hadapi 400 Serangan Ransomware Setiap Hari
SHARE:

Technologue.id, Jakarta -  Bisnis di Asia Tenggara (SEA) terus menghadapi lonjakan serangan ransomware yang mengkhawatirkan pada tahun 2024. Temuan terbaru dari Kaspersky menunjukkan bahwa bisnis di sini menghadapi rata-rata 400 upaya ransomware setiap harinya di tahun lalu.

Ransomware, seperti namanya, adalah perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk memblokir akses ke sistem komputer atau mengenkripsi datanya hingga sejumlah uang (tebusan) dibayarkan. Serangan ini telah menargetkan baik individu dan perusahaan.

Secara keseluruhan, solusi Kaspersky yang digunakan oleh bisnis di Asia Tenggara mendeteksi dan memblokir sebanyak 135.274 serangan ransomware antara Januari hingga Desember tahun lalu.

“Dari total 57.000 serangan ransomware pada paruh pertama (semester I) tahun 2024, kelompok ransomware jelas meningkatkan serangan mereka selama enam bulan terakhirnya tahun lalu. Dengan kelompok ransomware memanfaatkan metode yang semakin canggih, perusahaan-perusahaan di kawasan ini merasakan tekanan karena penyerang mengeksploitasi kerentanan dalam infrastruktur TI dan jaringan perusahaan yang semakin kompleks,” kata Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.

Perusahaan di Indonesia menghadapi jumlah serangan ransomware terbanyak (57.554) diikuti oleh Vietnam (29.282), dan Filipina (21.629).

Temuan penting lainnya dari Kaspersky menunjukkan bahwa jumlah ransomware di Malaysia mencatat peningkatan sebesar 153% secara tahunan, dengan 12.643 deteksi tahun lalu dibandingkan dengan hanya 4.982 pada tahun 2023.

Insiden ransomware yang terkenal di wilayah tersebut tahun lalu mencakup serangan terhadap pusat data nasional, penyedia layanan pos, portal pemerintah untuk pekerja asing, dan sektor ritel.

“Kelompok ransomware terus menyempurnakan taktik mereka, mengeksploitasi kerentanan yang diketahui, dan memanfaatkan alat canggih seperti Meterpreter dan Mimikatz untuk mendapatkan akses yang tidak sah. Dengan menargetkan aplikasi yang terhubung ke internet, memanipulasi akun lokal, dan menghindari pertahanan titik akhir, mereka menunjukkan penguasaan yang canggih terhadap kelemahan jaringan,” imbuh Hia.

SHARE:

Samsung Good Lock Rilis Global, Begini Syarat Buat Pakainya

Gemini Terhubung dengan Google Photos, Sekarang Bisa Cari Foto Pakai Suara