Technologue.id, Jakarta – Salah satu video game paling populer di China dari Tencent, Honor of Kings, sedang menguji penggunaan teknologi pengenalan wajah (facial recognition) untuk mendeteksi usia pengguna. Bukannya apa-apa, soalnya game yang di Indonesia akrab dengan sebutan Arena of Valor (AoV) atau Mobile Arena itu sempat menuai protes dari media lokal setelah banyak anak-anak usia dini yang terindikasi kecanduan bermain game ini. Aplikasi seluler ini menyerupai gim League of Legends, yang mengharuskan pemain saling berhadapan dalam pertempuran multiplayer daring di dunia fantasi.
Baca juga:
Booming eSports di Indonesia Seiring Tren Gaming Streaming
Melansir BBC.com (01/10/2018), developer Honor of Kings sejatinya sudah beberapa kali mencoba membatasi penggunaan bermain bagi anak-anak agar tidak berlebihan. Perusahaan pernah menerapkan sistem durasi bermain bagi pemain di bawah usia 12 tahun pada Juli 2017 lalu. Usia di bawah 12 tahun diberi batasan bermain maksimal satu jam, sementara umur 13 hingga 18 tahun diperbolehkan bermain paling lama dua jam. Hal ini dilakukan setelah ada tekanan dari regulator setempat.Baca juga:
Hadir di Asian Games Pertama Kali, eSports Kompetisikan 6 Game
Selain itu, Tencent juga menambahkan sistem registrasi memakai nama asli untuk mendorong para pemain agar mematuhi peraturan. Namun tampaknya tidak terlalu efektif. Langkah selanjutnya, tes pengenalan wajah bakal diandalkan untuk mencegah para pemain muda mencoba untuk menghindari batas waktu.Baca juga:
Dalam pengujiannya, Tencent akan memilih pemain baru secara random ketika mereka pertama kali masuk ke permainan. Ujicoba akan dijalankan bagi pengguna yang berdomisili di Beijing dan Shenzhen. Namun teknis penerapannya masih belum dijelaskan secara terperinci. Tencent akan menguji ribuan pengguna dari 200 juta pemain Honor of Kings yang terregistrasi.