Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
5 Tren dan Peluang AI Agentik Terkini untuk Bisnis Indonesia di Tahun 2026
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Salesforce, perusahaan penyedia layanan AI Customer Relationship Management (AI CRM) global, membagikan lima tren dan peluang AI Agentik terkini yang dapat dimanfaatkan bisnis Indonesia di tahun 2026 untuk membangun ekonomi digital yang tangguh.

Kesempatan emas untuk melompat ke Era Agentic Enterprise

Seperti halnya Indonesia yang melompat langsung ke era mobile, tanpa melalui fase desktop dan laptop, bisnis di Indonesia memiliki kesempatan tidak hanya untuk mengadopsi alat-alat digital, tetapi juga untuk melompat langsung menjadi Agentic Enterprise.

Menurut Survei Salesforce tahun 2024, 82% eksekutif tingkat atas (C-level) di Indonesia menganggap AI generatif sebagai salah satu prioritas utama dan krusial bagi kesuksesan bisnis mereka. Ini adalah peluang untuk memanfaatkan persepsi positif tersebut dan mempercepat adopsi AI di seluruh Nusantara.

Bisnis yang tidak terbebani oleh infrastruktur lama memiliki kebebasan untuk mengadopsi alur kerja AI Agentik dan membuka model kerja baru di mana agen AI dan manusia bekerja berdampingan. Alih-alih transformasi digital yang lambat, bisnis visioner yang menggunakan agen AI otonom berbasis data tepercaya akan mampu membuka pertumbuhan dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan tenaga kerja digital, yakni agen AI, yang secara otonom mengelola layanan pelanggan, mengatur pemasaran, dan mengoptimalkan rantai pasok.

Baca Juga:

Salesforce Tingkatkan Agentforce dengan Dukungan Penuh Bahasa Indonesia

UKM dapat membuka peluang besar untuk berkembang dengan AI Agentik

Perusahaan Usaha Kecil Menengah (UKM), yang adalah bagian penting dari perekonomian Indonesia sekaligus penyedia utama lapangan kerja, masih menghadapi banyak tantangan di era Industri 4.0 ini. Mulai dari keterbatasan biaya dan sumber daya manusia yang menyebabkan keterlambatan layanan, inefisiensi, hingga cara berinteraksi dengan pelanggan yang buruk. Agen AI menawarkan solusi tenaga kerja digital yang dirancang khusus, mudah diakses, dan memiliki skalabilitas tinggi untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan Agen AI, UKM dapat menyamai kapasitas dan kapabilitas perusahaan besar dalam melayani pelanggan.

Lebih dari itu, AI Agentik memungkinkan siapa saja berinovasi, sehingga para pengusaha dapat mengembangkan ide dan meluncurkan model bisnis baru dengan investasi minimal namun dalam skala besar. Hal ini dapat mendorong transformasi ekonomi dari bawah ke atas, dengan semakin banyak UKM yang mengadopsi teknologi AI canggih untuk meningkatkan tingkat kematangan digital di Indonesia.

AI Agentik membuka jalan pertumbuhan bagi bisnis di kota-kota kecil

Seiring dengan penguatan infrastruktur digital Indonesia melalui 5G, Palapa Ring, dan satelit orbit bumi rendah, serta konektivitas digital yang telah menjangkau 79,5% dari 17.504 pulau, bisnis skala kecil dan menengah di kota-kota kecil kini lebih berdaya. Digitalisasi daerah juga berkembang pesat, dengan 97,4% pemerintah daerah bergabung dalam inisiatif Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) dan serangkaian kebijakan baru yang akan memperluas akses ke layanan keuangan digital hingga tahun 2029.

AI Agentik dapat menjadi penyeimbang yang hebat bagi bisnis di kota-kota kecil, membantu mereka bersaing secara efektif seperti halnya perusahaan di kota-kota besar. Ini dapat memicu pertumbuhan luar biasa di kota kecil, mendorong inklusi ekonomi, memperluas akses layanan, dan menciptakan peluang baru bagi tenaga kerja di daerah.

Sebagai contoh, dengan AI Agentik, bisnis yang berbasis di kota kecil dapat melayani pelanggan di kota-kota besar tanpa harus membangun infrastruktur fisik yang mahal.

Baca Juga:
Riset SalesForce: AI Generatif Miliki Peran Penting Terhadap Bisnis Perusahaan

Agentic Service akan memberikan peluang baru untuk membangun kepercayaan pelanggan serta meningkatkan revenue

Seiring bisnis di Indonesia mulai mengadopsi AI Agentik, agen AI akan menjadi titik kontak pertama konsumen dengan suatu brand. Ini adalah peluang bagi bisnis untuk memanfaatkan agen AI dalam membangun hubungan pelanggan yang tepercaya.

Untuk melayani populasi besar Indonesia dalam skala masif, bisnis tidak dapat lagi bergantung pada model layanan pelanggan yang lama. Menurut studi State of Service dari Salesforce, 91% penyedia jasa layanan profesional di Indonesia mengatakan pelanggan kini mengharapkan sentuhan yang lebih personal. Dengan agen AI otonom, bisnis dapat langsung menyediakan dukungan 24 jam setiap hari yang hiper-personalisasi (hyper-personalized) dan peka terhadap budaya lokal. Perusahaan-perusahaan Indonesia yang mengadopsi model layanan agentic-first akan langsung merasakan manfaatnya, yakni hubungan pelanggan yang lebih dalam dan loyalitas yang sebelumnya sulit dicapai. Terlebih lagi, setelah agen AI diterapkan sepenuhnya, para penyedia jasa layanan profesional di Indonesia memperkirakan manfaat langsung berupa peningkatan pendapatan upsell sebesar 25% dan lonjakan skor kepuasan pelanggan hingga 30%.

Agen AI buka kesempatan untuk memperkuat inklusi keuangan di Indonesia

Agen AI akan meningkatkan akses layanan keuangan di Indonesia secara signifikan, mendorong inklusi keuangan, dan melayani masyarakat yang belum memiliki akses ke layanan perbankan. Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 76,3% penduduk Indonesia kini memiliki rekening bank dan 88,7% telah mengakses layanan keuangan formal. Namun, masih ada sekitar 25% populasi dewasa di negara ini yang belum terjangkau layanan perbankan.

Agen AI dapat membantu menyederhanakan proses kompleks seperti pembukaan rekening dan pengajuan pinjaman, sehingga lebih mudah diakses oleh masyarakat yang belum terbiasa dengan prosedur perbankan tradisional. Dengan mengotomatisasi tugas rutin dan menekan biaya operasional, agen AI dapat membantu membuat layanan keuangan lebih terjangkau, terutama daerah-daerah terpencil Nusantara.

Selain efisiensi operasional, agen AI juga dapat menata ulang proses kompleks seperti penilaian kredit (credit scoring). Sebagai contoh, pada kuartal kedua tahun 2025, transaksi QRIS tercatat mencapai Rp317 triliun dengan total jumlah pengguna mencapai 57 juta. Agen AI dapat menganalisis jejak digital ini untuk membantu analis dalam menilai kelayakan kredit bagi peminjam yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan keuangan formal.

Bank Indonesia telah mengonfirmasi bahwa analisis QRIS yang dibantu AI dapat membantu usaha mikro dan kecil mengakses pinjaman dengan lebih mudah, dan dengan begitu memperkuat inklusi keuangan secara nasional.

SHARE:

Apple Tunjuk Amar Subramanya sebagai Wakil Presiden AI Baru

Karyawan Instagram Wajib Kembali Bekerja di Kantor Mulai 2026